Pondok Pesantren Sains Salman Assalam, 04 November 2025 – Proses demokrasi internal mencapai puncaknya di Ponpes Sains Salman Assalam melalui Debat Ketua Formasi Ponpes Sains Salman Assalam bertema “Siap Memimpin dan Siap Dipimpin.” Acara yang digelar di Masjid Almansur ini penuh ketegangan, seolah menegaskan keyakinan bahwa dari pondoklah muncul pemimpin-pemimpin terbaik bangsa sebuah prinsip yang mendasari ketegasan dalam proses seleksi ini.
Filosofi Penempaan Aby: Pendidikan Karakter adalah Kunci
Momen paling berkesan adalah wejangan dari Dr. KH. Usep. Saifuddin Zuhri, M.Pd.I, Pimpinan Pondok Pesantren Sains Salman Assalam, yang akrab disapa Aby. Beliau menegaskan bahwa organisasi dan proses pendidikan di pesantren adalah penempaan karakter yang fundamental.
“Kita tidak hanya belajar pada buku-buku saja, ada juga pendidikan karakter dan inilah salah satunya,” ujar Aby, seraya menekankan bahwa moto “siap dipimpin dan siap memimpin” wajib dimiliki oleh setiap calon pemimpin.
“Patah tumbuh, hilang berganti. Kita harus siap seperti pembuatan pisau atau golok yang ditempa terus-menerus untuk sampai menghasilkan kualitas golok atau pisau yang baik, dan di sinilah kalian akan ditempa supaya menjadi pemimpin yang baik.”
Aby menutup pesannya dengan kriteria tegas: “Kandidat yang terpilih adalah kandidat santri yang memang disiplin dan sosialnya bagus.”
Inovasi Kandidat: Jawaban Kritis Tiga Pilar Pondok
Debat Ketua Formasi Ponpes Sains Salman Assalam benar-benar menguji kecakapan para calon dalam mengintegrasikan nilai-nilai pesantren. Berikut adalah jawaban inovatif dari tiga kandidat terdepan: M. Afiq Aiman (No. 1), M. Sultan (No. 2), dan Rifqi Dwi Putra (No. 3) atas pertanyaan-pertanyaan strategis mengenai Tahfidz, Kedisiplinan, dan Sains:
Debat Ketua Formasi Ponpes Sains Salman Assalam benar-benar menguji kecakapan para calon dalam mengintegrasikan nilai-nilai pesantren. Saat ditanya mengenai Tahfidz (Optimalisasi Santri yang belum lancar membaca Al-Qur’an), Kandidat No. 1, M. Afiq Aiman, memberikan solusi praktis: “Mengaktifkan asiran (tes bacaan) sebelum setoran hafalan.”
Terkait pilar Kedisiplinan, Kandidat No. 2, M. Sultan, menyentil balik pengurus dengan jawaban berbobot: “Jika santri harus disiplin, kita (pengurus Formasi) yang membuat aturan harus disiplin juga.” Sementara itu, untuk memunculkan kembali ranah Sains yang melemah di Pondok, Kandidat No. 3, Rifqi Dwi Putra, berjanji akan “Sering melakukan praktik sains.”
Jawaban-jawaban ini membuktikan bahwa calon pemimpin Formasi siap berjuang dengan visi yang kuat, mental yang ditempa, dan karakter yang disiplin sebagai bekal utama mereka. Santri pemilih kini memiliki data lengkap untuk menentukan siapa yang paling siap memimpin.