Peringatan Hari Guru tahun ini di Pondok Pesantren Sains Salman Assalam menjadi momen bersejarah. Acara ini tidak hanya memperingati jasa para guru, tetapi juga menjadi ajang pelepasan peserta MTQH 51 Kabupaten Cirebon serta pengiriman ustadz-ustadzah alumni ke Mesir untuk melanjutkan studi. Semua rangkaian acara berlangsung penuh haru, kebanggaan, dan doa yang mengalir untuk para murid dan para pendidik.

Pada kesempatan ini, Aby selaku Pimpinan dan Pengasuh Pondok Pesantren Sains Salman Assalam menyampaikan nasihat mendalam tentang makna guru dalam kehidupan. Beliau menegaskan bahwa guru adalah orang-orang berjasa yang harus selalu dihormati. Menurut Aby, seseorang tidak dapat disebut hebat apabila belum mampu menghormati orang yang berjasa, sebagaimana pesan dalam hadits qudsi “man laa yasykurin naas laa yasykurillah”.
Menghormati Guru sebagai Jalan Keberkahan Ilmu
Dalam sambutannya, Aby menekankan bahwa seorang murid tidak boleh memutus silaturahmi dengan gurunya. Ketika liburan tiba, selain mengunjungi keluarga, murid dianjurkan untuk menyempatkan diri menemui gurunya. Menghormati guru bukan hanya adab, tetapi juga kunci keberkahan dalam kehidupan dan ilmu.
Aby kemudian menceritakan kisah seorang salafus shalih yang pernah mengajar ribuan murid. Suatu hari, ketika sedang mengisi majelis ilmu, beliau tiba-tiba berdiri. Para murid bertanya tentang alasan beliau melakukan itu. Salafus shalih lalu menjawab bahwa cucu dari gurunya sedang lewat. Kisah ini menggambarkan betapa mulianya kedudukan guru dalam tradisi keilmuan Islam hingga keturunannya pun dihormati.
Aby menegaskan bahwa seorang murid mungkin kelak memiliki jabatan yang lebih tinggi dari gurunya, namun adab tetap harus dijaga. Sebab, sejatinya setiap keberhasilan berawal dari ilmu yang diberikan oleh guru, meskipun sedikit.

Pelepasan Peserta MTQH 51 Kabupaten Cirebon
Bagian penting dari acara ini adalah pelepasan peserta MTQH 51 Kabupaten Cirebon yang telah lolos dalam seleksi. Para peserta diharapkan tidak hanya membawa prestasi, tetapi juga membawa nama baik daerah dan pesantren. Semangat, dedikasi, serta adab mereka kepada guru menjadi fondasi dalam perjalanan menuju podium kejuaraan.
Pesan Aby sangat relevan bagi para peserta ini. Prestasi yang mereka raih tidak lahir dari usaha sendiri, tetapi merupakan hasil bimbingan guru, doa orang tua, dan dukungan banyak pihak. Mengingat jasa guru adalah cara terbaik menjaga kerendahan hati di tengah pencapaian.
Pengiriman Ustadz-Ustadzah Alumni ke Mesir
Selain pelepasan peserta MTQH, acara ini juga menandai keberangkatan ustadz-ustadzah alumni Salman Assalam ke Mesir untuk melanjutkan studi. Ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi pesantren, karena mereka akan memperdalam ilmu di negeri para ulama sekaligus membawa nama baik pesantren di kancah internasional.
Aby mengingatkan bahwa keberangkatan ini bukan hanya perjalanan akademik, tetapi juga perjalanan adab. Ilmu tidak hanya dituntut dengan kecerdasan, tetapi juga dengan sikap hormat dan akhlak yang baik. Para ustadz-ustadzah diharapkan terus menjaga hubungan dengan guru mereka, termasuk ketika berada jauh di negeri orang.
Penutup: Hari Guru sebagai Refleksi Adab dan Ilmu
Momentum Hari Guru di Salman Assalam ini menjadi pengingat bagi seluruh santri dan alumni bahwa guru adalah pilar utama dalam kehidupan. Menghormati guru bukan sekadar formalitas, tetapi prinsip dasar dalam menuntut ilmu. Nasihat Aby menjadi pesan yang relevan bagi semua, baik bagi peserta MTQH, para alumni yang berangkat ke Mesir, maupun bagi siapa pun yang ingin meraih keberkahan dalam ilmu dan kehidupan.
Acara ini bukan hanya seremonial, tetapi juga bentuk penguatan nilai adab, penghargaan terhadap jasa guru, dan harapan besar agar ilmu yang dipelajari dapat bermanfaat bagi umat.