Oleh: Syekh Mohammad Issa Al Hanafi
Disampaikan di Pondok Pesantren Sains Salman Assalam
Apresiasi Mendalam untuk Indonesia
Rasa syukur yang tiada terhingga bisa hadir langsung menjelajahi tanah para pecinta Masjidil Aqsho’, para perindu kemerdekaan Palestina, yaitu Negara Indonesia.
Berita tentang semangatnya orang Indonesia dalam mendukung kemerdekaan Palestina selalu meggema di setiap pelosok negeri di Palestina. Bantuan kemanusiaan Indonesia tidak henti-hentinya memenuhi sudut demi sudut Gaza. Bahkan rumah Sakit Indonesia begitu besar andilnya dalam merawat para korban kekejian Zionis.
Semangat Persaudaraan
Dan hari ini saya semakin bangga kepada Indonesia karena ternyata semangat dukungan itu tampak jelas di mata saya sekarang, begitu semangat dan antusias masyarakat Indonesia saat menyambut kami hadir di tengah-tengah mereka, seolah kami sudah menjadi bagian dari Indonesia.
Saya cinta Indonesia, negara yang indah dan ramah.
Saya yakin rasa cinta itu hadir karena kita sadar bahwa kita semua bersaudara. Benarlah apa yang disabdakan Nabi Saw: “Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal saling mencintai, menyayangi, dan mengasihi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga (tidak bisa tidur) dan panas (turut merasakan sakitnya).” (HR. Bukhari dan Muslim).
Perjuangan Abadi
Saya begitu yakin bahwa persaudaraan ini akan kekal bukan hanya saat hidup kita di dunia fana ini, tapi di akhirat kelak nanti, para rakyat Palestina akan bersaksi bahwa rakyat Indonesia ini dihuni orang-orang sholeh yang sama-sama berjuang dengan mereka mempertahankan tanah suci Baitul Maqdis, mempertahankan Masjid al-Aqsho yang kita cintai.
Kondisi Gaza dan Harapan
Berita Gaza hingga kini masih terisolasi, sulit ada bala bantuan kecuali tertentu saja. Kami tetap bersyukur bisa mendapat bantuan pangan dan obat. Listrik nyala terjadwal hanya 4-8 jam. Tapi tidak perlu khawatir, kuatkan kami dengan doa-doa terbaik.
Seruan Kemanusiaan
Kami tetap selalu bersyukur Allah memberikan anugerah hidup. Khawatirkan dirimu justru jika tidak ada rasa empati di hati saat menyaksikan korban terus bertambah. Khawatirkan dirimu jika belum bisa merelakan apapun untuk perjuangan ini.
Siapkan dirimu, bantu semampu yang anda bisa untuk kemerdekaan Palestina.
