Berita, Mutiara/

Santri: Dari Pesantren, Untuk Semua Ruang Kehidupan

Santri: Dari Pesantren, Untuk Semua Ruang Kehidupan

Tak banyak yang tahu, di balik kisah perjuangan bangsa ini, berdiri tegak sosok-sosok santri. Mereka bukan hanya mengaji dan menuntut ilmu agama, tapi juga menyalakan api kemerdekaan.
Nama-nama besar seperti Imam Bonjol, Pattimura, Cut Nyak Dien, hingga R.A. Kartini — semuanya pernah menapaki jalan kesantrian. Dari pesantren, mereka belajar arti keberanian, ketulusan, dan cinta tanah air.

Setiap 22 Oktober, Indonesia memperingati Hari Santri Nasional, momen ketika KH. Hasyim Asy’ari, pendiri Nahdlatul Ulama, menyerukan Resolusi Jihad. Seruan itu bukan sekadar ajakan berperang, tapi panggilan jiwa: bahwa membela tanah air adalah bagian dari iman.
Dari pesantrenlah suara itu bergema, menyalakan semangat rakyat untuk merebut kemerdekaan.

Menurut Aby (Dr. KH. Usep Saifuddin Zuhri, M.Pd.I), KH. Abdul Halim pendiri Persatuan Ummat Islam (PUI) juga seorang santri yang ikut merumuskan kemerdekaan Indonesia. Santri bukan sekadar pelajar agama, tapi perumus arah bangsa.

Dalam pesannya, Aby mengingatkan dengan nada lembut namun penuh makna:

“Santri harus hadir di setiap ruang kehidupan, jangan hanya di satu pintu. Dunia butuh santri yang bisa menjadi apapun guru, pemimpin, pedagang, pejabat, atau bahkan ketua RT. Tapi di manapun berada, jangan pernah lepaskan ruh kesantrian itu. Tetap istiqomah berbuat kebaikan.”

Aby juga menambahkan, santri masa kini harus punya semangat gerak yang terukur.

“Santri itu harus satset tapi bukan berarti tergesa-gesa. Satset itu disiplin, sigap, dan penuh perhitungan. Karena langkah yang cepat tanpa arah, hanya akan menjauhkan kita dari keberkahan.”

Pesan itu menegaskan bahwa santri bukan hanya identitas, tapi sikap hidup.
Santri adalah mereka yang menjaga kejujuran saat dunia mulai abu-abu, yang menebar manfaat di tengah hiruk pikuk ambisi.

Hari Santri bukan sekadar perayaan ia adalah pengingat, bahwa dari pesantrenlah lahir generasi yang mengabdi tanpa pamrih, bekerja dengan hati, dan berjuang dengan nilai.
Karena sejatinya, santri tidak pernah berhenti mengabdi. Hanya medan juangnya saja yang berganti.

Pondok Pesantren Sains Salman Assalam

Profile

Informasi

Alamat